Sabtu, 15 Desember 2012



DARAH DAN KOMPONENNYA
 


DARAH
Pengertian :
Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain karena berada dalam konsistensi cair, beredar dalam pembuluh darah untuk menjalankan fungsi transport berbagai bahan didalam tubuh manusia.  Darah merupakan jaringan yang unik, karena merupakan suatu jaringan yang bersentuhan dengan hampir seluruh jaringan tubuh. Volume darah manusia sekitar 7%-10% berat badan normal dan berjumlah sekitar 5 liter, darah terdiri atas sel-sel, pecahan-pecahan sel dan suatu larutan bersifat cair yaitu plasma. Sekitar 55% adalah cairan, sedangkan 45% sisanya terdiri atas sel-sel darah. Darah terdiri atas 2 komponen utama yaitu :
1.    Plasma darah, bagian cairan darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, protein darah dan sebagian kecil glukosa dan sisa metabolisme protein.
2.    Butir-butir darah (blood corpuscles) yang terdiri atas sel darah merah (erythrocyte), sel darah putih (leukocyte), serta sel pembeku darah (thrombocyte/platelet).
Eritrosit merupakan sel terbanyak dalam darah. Leukosit dan trombosit walaupun secara fungsional sangat esensial, tapi hanya merupakan sebagian kecil saja dari darah secara keseluruhan. Komponen utama plasma darah adalah air, elektrolit dan protein. Protein yang terlarut meliputi : Albumin, globulin (alfa globulin, beta globulin dan gamma globulin), fibrinogen, protrombin, asam amino dan polipeptida lainnya.
Darah yang beredar dalam sirkulasi tubuh merupakan gambaran kondisi tubuh dan metabolisme tubuh, misal : meningkatnya jumlah leukosit menandakan adanya radang atau infeksi, perdarahan yang tidak berhenti menandakan adanya defisiensi faktor pembekuan darah dan menurunnya kadar hemoglobin menandakan anemia. Dalam darah dapat di analisis zat-zat terlarut sebagai penanda kelainan tubuh.

Sifat Fisika Darah
Darah normal bersifat sedikit alkali dengan rata-rata pH 7,4 atau berkisar antara 7,35 - 7,45. Berat jenis (BJ) darah berkisar antara 1.045 – 1.075 (air murni BJ = 1.000) tergantung kandungan dan komposisi protein dalam darah. Jumlah darah total dalam tubuh bervariasi dari 1/12 sampai 1/14 dari berat badan dengan rata-rata 1/13,5 dari berat badan. Darah berwarna merah karena kandungan hemoglobin pada setiap sel eritrosit, namun apabila dibiarkan mengendap maka akan terpisah menjadi dua bagian yaitu : bagian padata berupa sel yang berwarna merah dibagian bawah dan cairan plasma bening berwarna kuning.

Fungsi Darah         
Darah mempunyai berbagai fungsi di dalam tubuh yaitu :
1.    Respirasi, sebagai media transportasi dengan membawa oksigen (O2) dari paru ke jaringan dan membawa CO2 dari jaringan ke paru.
2.    Nutrisi, membawa sari makanan.
3.    Ekskresi, mengangkut zat sisa-sisa metabolit menuju ginjal dan paru-paru untuk dikeluarkan dari tubuh.
4.    Pengaturan suhu tubuh melalui distribusi panas.
5.    Pemeliharaan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit.
6.    Pengaturan asam basa / pH darah.
7.    Mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi
8.    Mekanisme sistem antibodi dan penolakan jaringan asing.
9.    Mekanisme faal hemostasis.
10.  Darah mentransfer hormon dan vitamin ke sel untuk mengatur proses metabolisme di dalam sel.

KOMPONEN DARAH
1. Plasma dan Serum
            Plasma adalah bagian darah yang cair tanpa sel-sel darah yang mengandung substansi dengan berat molekul kecil dan besar terlarut, warnanya bening kekuning-kuningan. Hampir 90% dari plasma darah terdiri atas air. Plasma diperoleh dengan memutar sel darah, plasma diberikan secara intravena untuk mengembalikan volume darah.
Di luar sistem vaskuler darah dapat tetap cair bila fibrinogen dikeluarkan atau bila darah dibubuhi antikoagulan yang mencegah pembekuan dengan cara mengikat kalsium atau menghambat trombin dan mencegah perubahan fibrinogen menjadi fibrin. Plasma segar mengandung semua jenis protein yang ada di dalam sirkulasi.
Apabila darah dikeluarkan dari tubuh maka segera terjadi bekuan yang terdiri atas unsur terbentuk dan cairan kuning jernih yang disebut serum. Serum sebenarnya merupakan plasma tanpa fibrinogen dan protrombin (protein). Apabila pembekuan dicegah maka perbandingan antara unsur terbentuk yang sebagian besar merupakan sel-sel darah merah, dan plasma adalah sekitar 40-50%. Pada laki-laki dewasa perbandingan ini tergantung pada jenis kelamin dan umur individu.

         Tabel 1. Perbedaan cairan darah plasma dan serum
Ciri
           Plasma
          Serum
Warna
Agak kuning, jernih
Agak kuning, jernih
Kekentalan
Lebih kental dari air
Lebih kental dari air
Antikoagulan
Perlu
Tidak perlu
Fibrinogen
Masih ada
Tidak ada lagi
Protrombin
Masih ada
Tidak ada lagi
Serat fibrin
Tidak ada
Ada dalam gumpalan
Pemisahan sel
Pemusingan
Penggumpalan spontan
Sel terkumpul dalam
Endapan (sedimen)
Gumpalan
Suspensi kembali sel
Dapat
Tidak dapat
Trombosit
Banyak
Sedikit sekali
Antikoagulan
Ya
Tidak

            Dari tabel ini, tampak jelas bahwa plasma tidak dapat dibedakan dengan serum secara kasat mata saja, selain itu sel-sel yang terpisah dalam proses pembuatan plasma atau serum berada dalam keadaan yang berbeda. Plasma memisakan sel darah dalam bentuk endapan sel utuh.
Bagian cairan yang merupakan plasma atau serum mengandung bermacam-macam zat yang dapat dikategorikan dalam beberapa golongan yaitu :
1.    Golongan lemak atau lipid (kolesterol, trigliserida).
2.    Golongan karbohidrat (glukosa).
3.    Golongan protein (albumin, globulin, fibrinogen).
4.    Golongan enzim (amilase, transaminase, LDH, CPK).
5.    Golongan hormon (insulin, adrenalin, estrogen).
6.    Golongan vitamin (vitamin A, vitamin K, vitamin B).
7.    Golongan mineral (zat besi, kalium, Natrium, chlorida).
8.    Golongan zat warna (bilirubin).
9.    Golongan ampas metabolik (urea, kreatinin, asam urat).
         Sedangkan protein plasma merupakan protein yang banyak mengandung albumin, globulin dan fibrinogen. Protein darah memegang peranan penting dalam hampir semua proses fisiologis yaitu :
1. Sebagai proses enzimatik
2. Sebagai proses transport dan penyimpanan
3. Sebagai proses pergerakan
4. Pencetus dan penghantar impuls pada sel saraf
5. Proses immunologis
6. Fungsi mekanik
7. Mengatur proses pertumbuhan dan diferensiasi.

2. Eritrosit
            Sel darah merah (eritrosit) merupakan salah satu sel yang paling sederhana pada tubuh, berupa cakram kecil bikonkaf, cekung pada kedua sisinya, sehingga dilihat dari samping tampak seperti dua buah bulan sabit yang saling bertolak belakang. Bikonkafitas memungkinkan gerakan oksigen masuk keluar sel secara cepat dengan jarak yang pendek antara membran dan inti sel. Eritrosit berwarna kuning kemerah-merahan, karena di dalamnya mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin. Eritrosit merupakan sel dengan struktur yang tidak lengkap, sel ini hanya terdiri atas membran dan sitoplasma tanpa inti sel.
            Komponen eritrosit terdiri atas membran eritrosit, sistem enzim, hemoglobin. Sel darah merah mampunyai fungsi sebagai transpor hemoglobin, yang selanjutnya membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan. Rata-rata panjang hidup eritrosit kira-kira 115 - 120 hari. Dalam keadaan normal, bentuk sel darah merah dapat berubah-ubah, sifat ini memungkinkan sel tersebut masuk ke mikrosirkulasi kapiler tanpa kerusakan. Apabila sel darah merah sulit berubah bentuknya, maka sel tersebut tidak dapat bertahan selama peredarannya dalam sirkulasi. Nilai normal eritrosit laki-laki : 4,6 - 6,2 juta/mm3 dan perempuan : 4,2 - 5,4 juta/mm3.

3. Leukosit
            Sel darah putih (leukosit) bening dan tidak berwarna, bentuknya lebih besar daripada eritrosit, tetapi jumlah lebih sedikit. Dalam milimeter kubik darah terdapat 6.000 - 10.000 sel. Berperan dalam sistem pertahanan tubuh, lekosit dibentuk sebagian dalam sumsum tulang (granulosit dan monosit), sebagian dalam limfe (limfosit dan sel plasma).
Fungsi umum leukosit dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu. Fungsi granulosit dan monosit untuk melakukan fagositosis benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Fungsi limfosit bertanggung jawab dalam respon imunitas seluler dan respons imunitas humoral.

 4. Trombosit
            Trombosit berupa sel keping darah yang berukuran 3 - 4 mikron yang berasal dari pecahan sitoplasma Megakariosit. Trombosit mempunyai peranan penting dalam hemostasis yaitu pembentukan dan stabilisasi sumbat trombosit, pembentukan sumbat trombosit terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi trombosit, agregasi trombosit dan reaksi pelepasan. Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terjadi luka, sehingga tidak kehilangan darah dan terlindungi dari penyusupan sel asing. Nilai normal trombosit adalah 150.000 - 450.000 per milimeter kubik darah.




HEMATOLOGI
Definisi
Hematologi berasal dari kata “Hema atau Hematos atau Heme atau Hemos” yang berarti darah, “Logos” yang berarti ilmu pengetahuan. Jadi Hematologi adalah ilmu yang mempelajari tentang darah dan komponen sel-sel darah dan komponen plasma yang terkandung didalamnya serta jaringan yang membentuknya. Hematologi yang akan dipelajari meliputi : Hematologi dasar, Hematologi II (anemia dan hemostasis), Hematologi III (leukemia dan sel-sel muda) dan Hematologi Transfusi Darah. Umumnya Hematologi transfusi darah telah dipisahkan menjadi sebuah ilmu tersendiri yaitu Ilmu Transfusi Darah. Sejak dahulu para ilmuan sudah mempelajari tentang darah, baik memeriksa langsung darah dengan mikroskop, maupun menambahkan suatu larutan pereaksi tertentu kemudian akan terjadi hasil reaksi atau memisahkan sel-sel darah. Perkembangan ilmu hematologi sejak dahulu berkembang pesat, mulai dari teknik manual, konvensional, hematologi sitokimia, penghitungan sel menggunakan alat canggih, hingga teknik molekuler sel-sel darah. Hingga saat ini hematologi merupakan bagian ilmu laboratorium klinik yang paling berperan dalam mengetahui penyakit-penyakit akibat kelainan darah dan merupakan pemeriksaan penyaring utama pada setiap pasien yang akan menjalani general check up.

Fungsi Pemeriksaan Hematologi
Hematologi dalam laboratorium klinik di rumah sakit mempunyai fungsi dan peranan sebagai berikut :
1.    Sebagai penyaring (screening test) suatu penyakit.
2.    Sebagai penunjang diagnosis suatu penyakit.
3.    Sebagai pelengkap diagnosis suatu penyakit.
4.    Sebagai penegak diagnosis suatu penyakit.
5.    Sebagai differensial diagnosis suatu penyakit.
6.    Sebagai follow up suatu penyakit.
7.    Sebagai prognosis suatu penyakit.
Pemeriksaan hematologi merupakan pintu gerbang pertama seorang klinisi dalam mendiagnosis suatu penyakit pada seseorang, yang akan dilanjutkan dengan parameter laboratorium lainnya. Kadang suatu diagnosis baru dapat ditegakkan apabila telah dilakukan pemeriksaan hematologi, namun juga pemeriksaan hematologi akan berfungsi sebagai diagnosis banding apabila terdapat keyakinan klinisi bahwa terdapat kesamaan penyakit yang perlu bantuan pemeriksaan hematologi untuk membedakannya. Hal lain yang terakhir, bahwa pemeriksaan hematologi dapat digunakan untuk mengetahui evaluasi hasil pengobatan dan perjalanan penyakit yang diderita oleh seseorang.

Parameter Hematologi
Secara umum panel parameter pemeriksan hematologi dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sebagai berikut :
1.    Darah Rutin.
Pemeriksaan meliputi : hemoglobin, hitung eritrosit, hitung leukosit, LED, hitung jenis leukosit dan beberapa literatur menambahkan hitung trombosit dan hematokrit.
2.    Parameter Anemia.
Pemeriksaan meliputi : hemoglobin, hitung eritrosit, hematokrit (PCV), MCV, MCH, MCHC, hitung retikulosit, kadar besi, TIBC, Osmotik fraglity, gambaran darah tepi.
3.    Parameter Leukemia
Pemeriksaan meliputi : hemoglobin, hitung leukosit, hitung jenis leukosit, hitung eosinofil, pewarnaan peroksidase, pewarnaan PAS, pewarnaan Sudan Black dan gambaran darah tepi.
4.    Faal Hemostasis.
Pemeriksaan meliputi : hitung trombosit, rumple leede, bleeding time, clotting time, plasma protrombin time, serum protrombin time, aPTT/kPTT, clot retraction test, trombin time, titer fibrinogen, rekalsifikasi, D-dimer dan lainnya.
5.    Hematologi Khusus.
Pemeriksaan khusus dan tidak lazim dikerjakan dalam sehari-hari. Pemeriksaan meliputi : sel LE, Pulasan Hemosiderin, pemeriksaan sumsum tulang (oleh tenaga ahli), hitung CD4+ dan lainnya.

Teknik Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan hematologi dalam perkembangannya dilakukan dengan 3 teknik pemeriksaan yaitu :
1.    Manual
Pemeriksaan hematologi menggunakan peralatan yang manual, sederhana, konvensional dan pembacaan secara visual atau menggunakan alat bantu sederhana. Contohnya : pemeriksaan hemoglobin cara sahli dan cara tallquist.
2.    Semiotomatis
Pemeriksaan hematologi menggunakan peralatan yang manual, peralatan agak canggih dan  teknik pembacaan sudah menggunakan peralatan pengukuran. Contohnya : pemeriksaan hemoglobin cara cyanmethemoglobin menggunakan fotometer.
3.    Otomatis
Pemeriksan hematologi yang telah menggunakan peralatan otomatis sehingga darah yang diperiksa langsung dianalisa suatu alat dan hasil telah dapat dibaca setelah beberapa menit. Contohnya : pemeriksaan menggunakan alat hematology analyzer.

Spesimen Pemeriksaan Hematologi
Spesimen yang digunakan dalam pemeriksaan hematologi umumnya adalah darah penuh (whole blood), namun juga digunakan hanya komponen sel-sel, plasma atau serum dan cairan sumsum tulang. Spesimen diperoleh dengan melakukan pengambilan darah (flebotomi) umumnya pada vena dan kapiler, serta punksi/aspirasi pada cairan sumsum tulang belakang. Darah yang diperoleh ditampung dan diawetkan menggunakan antikoagulan agar tidak membeku atau dibiarkan membeku untuk memperoleh serum. Analis kesehatan hanya diberikan tentang tata cara pemeriksaan spesimen dari darah vena dan kapiler.